
Saat artikel ini ditulis, subscriber (pelanggan) channel Youtube Atta Halilintar mencapai 18,7 juta pengguna . Lebih banyak dari jumlah penduduk Belanda yang hanya 17,3 juta jiwa saja. Satu video yang diunggahnya bisa ditonton puluhan juta kali. Contohnya video yang diupload setahun lalu berjudul “Nyamar Jadi Orang Miskin” yang sudah ditonton 26,3 juta kali. Berdasar jumlah subscriber, channel Atta Halilintar berada di peringkat 142 dunia (nomor 1 di Asia Tenggara). Peringkat pertama ditempati oleh T-Series (channel music India) dengan jumlah subscriber 111 juta.
Menurut data statistik Socialblade.com, channel Atta Halilintar yang dibuat tanggal 26 Januari 2014 itu memuat 591 video dan telah ditonton sebanyak 1,6 milyar pengguna. Estimasi pendapatan per bulan antara USD 19.200 sampai USD 306.500 atau sekitar Rp. 268 juta hingga Rp. 4,29 milyar. Dalam sebuah wawancara dengan Kumparan.com, Atta mengaku pendapatannya sekitar Rp. 2 juta sebulan saat subscribernya masih di angka 400.000. Sementara Saaih, adiknya, saat umur 16 tahun bisa meraup Rp. 500 juta hingga Rp. 1 milyar saat subscribernya mencapai 6 juta. Tapi, Atta tak mau berterus terang terkait penghasilannya dari Youtube saat ini.
Mungkin sebagian orang masih bertanya, bagaimana Youtube bisa menghasilkan uang. Tentu saja bisa. Youtube merupakan situs berbagi video yang dibuat oleh tiga mantan karyawan PayPal (perusahaan penyedia layanan pembayaran online dari Amerika) pada tahun 2005. Sebagaimana televisi, Youtube juga menayangkan iklan yang dikelola oleh Google Adsense. Video yang diunggah akan diselipi iklan oleh Youtube jika memenuhi persyaratan tertentu. Syaratnya, channel harus memiliki minimal 1.000 subscriber dan 4.000 jam tayang selama setahun serta telah didaftarkan di Google Adsense. Pengunggah video akan mendapat uang dari hasil penayangan iklan. Besarnya bervariasi tergantung budget iklan dan frekuensi tayang. Uang bisa dicairkan melalui transfer bank atau melalui jasa pengiriman uang Western Union setelah minimal saldo terkumpul USD 100.
Berdasar hasil penelitian Google (2018), 53 % warganet Indonesia menonton Youtube setiap hari. Sisanya menonton Televisi (57 %). Bahkan, sebagian orang menonton rekaman siaran televisi di Youtube. Rata-rata orang menonton video di Youtube selama 59 menit per hari. Di hari biasa, orang menonton Youtube pada jam 12 hingga 1 siang serta jam 8 hingga 11 malam. Sementara di hari libur, orang menonton Youtube pada pukul 9 sampai 11 pagi serta pukul 8 sampai 11 malam. Masyarakat perkotaan menggunakan Youtube untuk menonton musik, film, video tutorial, komedi dan gaya hidup. Sementara masyarakat pedesaan menggunakan Youtube untuk menonton musik, sepak bola, komedi, gosip selebriti dan berita.
Muhammad Attamimi Halilintar dilahirkan tanggal 20 November 1994. Sulung dari 11 bersaudara Gen Halilintar yang fenomenal itu. Ayah dari kedua orangtuanya (kakek Atta) sama-sama karyawan perusahaan minyak Caltex di Riau. Tak heran, seperti video yang sudah beredar, ayahnya (Halilintar Anofial Asmid) berteman dengan Sandiaga Uno. Keduanya pernah mendapat beasiswa dari Caltex. Ia menikahi Lenggogeni Faruk saat masih kuliah. Ketika itu, Hali kuliah di Fakultas Teknik Universitas Indonesia tahun keempat, sementara Geni kuliah tahun kedua di Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia. Keduanya menempuh pendidikan S3 hingga meraih gelar doktor di Malaysia.
Keluarga ini mendadak terkenal setelah Geni merilis buku berjudul “Kesebelasan Gen Halilintar : My Family My Team” pada tahun 2015. Aktivitas dakwah ayahnya di Darul Arqom (sebuah organisasi keagamaan yang didirikan di Malaysia) membuat mereka berkeliling dunia ke 120 negara tanpa didampingi pembantu. Berdakwah dan berbisnis. Berawal dari berjualan karpet dan parfum non alkohol, hingga mengelola butik dan kafe di Perancis dan beternak kambing di Australia. Mereka terinspirasi dari penjelajah jaman dulu seperti Vasco Da Gama dan Ceng Ho yang berkeliling dunia sambil berdagang. Karena aktivitas ini, 4 dari 11 anaknya lahir di perjalanan. Atta lahir di Brunei, Sohwa lahir di Jordania, Sajidah lahir di Pulau Labuhan, Thariq lahir di Kualalumpur.
Setiap anak diberi tugas rumah tangga masing-masing. Sajidah (putri ketiga) mengurusi makanan. Sohwa (putri kedua) menangani pakaian. Tariq (putra keempat) mencuci piring. Atta (putra pertama) bertugas memastikan semua berjalan dengan baik. Sebagian besar anaknya tidak menempuh jalur pendidikan normal. Menurut Hali, pendidikan formal hanya mengajarkan unsur akal dan fisik, tanpa mengajarkan unsur jiwa dan nafsu. Hali dan Geni memilih homeschooling untuk pendidikan anak-anaknya.
Content video Atta tak melulu berisi kehidupan sehari-hari, prank, grebek artis dan musik. Sebagai influencer, video Atta juga berisi ajakan penggalangan dana untuk lembaga sosial dan korban bencana. Create content bukan perkara mudah. Atta mesti memikirkan sejak konsep hingga syuting. Waktu tidurnya hanya 2 – 3 jam sehari.
Dengan latar belakang keluarga yang cukup berada, bukan berarti Atta tak pernah hidup menderita. Dulu, perekonomian keluarga pernah berada di titik nadir. Mereka terpaksa tinggal di apartemen. Berpindah-pindah hingga 13 kali dalam 3 bulan. Di Malaysia. Tidur di lantai. Uang SPP menunggak selama 2 tahun. Sedari SD, Atta tak pernah meminta jajan ke orangtua. Ia berjualan pop corn dan sandwich di sekolah. Kelas 5 SD, Atta membantu ayahnya berjualan kartu perdana (SIM Card) ke turis-turis di KLLC dan terminal. Naik turun bus. Terkadang ia tak makan hanya demi membawa pulang makanan hasil jerih payahnya itu untuk adik-adiknya. Makan sepiring bertujuh dengan lauk 1 atau 2 telur. Kembali ke Indonesia, perekonomian keluarga mulai membaik. Mereka pernah tinggal di Depok. Mengelola klinik dan supermarket di Margo City.
Atta belajar tentang internet marketing yang sedang booming saat itu. Ia berjualan handphone produksi China hingga mobil bekas tanpa modal. Untuk menarik konsumen, ia mengelola 15 blog yang bertema barang dagangannya, yaitu : handphone dan mobil bekas. Umur 13 tahun, kelas 2 SMP, Atta berhasil memperoleh mobil seharga Rp. 1 milyar. Sebuah pencapaian yang belum tentu bisa didapat oleh kebanyakan orang. Bertahun-tahun menekuni dunia internet marketing, Atta memperkirakan Youtube akan menjadi monster berikutnya. Jadilah Atta beralih dari blogger ke vlogger hingga berhasil menjadi King of Youtube Southeast Asia pada 2019.
Kini, Atta tak hanya mengandalkan pendapatannya dari Youtube. Ia mengusung brand AHHA (Atta Halilintar Habit). AHHA Management menangani jasa promosi seperti endorsement dan paid promote. AHHA Publishing menerbitkan buku. AHHA clothing menjual jaket hoodie, T-Shirt, cap, sweater dan bandana. Ia menyasar pasar kelas menengah ke atas. AHHA hijab berjualan hijab. AHHA Gadget berjualan handphone. Ia juga terjun ke usaha kuliner : kue kekinian Medan Mulaka serta jajanan tradisional (cilok, batagor, seblak) dalam kemasan.
Tulis di sini